Pages

Thursday, December 23, 2010

Tausyiah dan Motivasi

Ini beberapa nasehat, tausyiah, dan motivasi yang diperoleh dari kawan-kawan….
  1. Diturunkannya Adam dari surga bukanlah suatu keasalahan. Runtuhnya kekhalifahan bukanlah akhir perjuangan islam. Diluluhlantakkan Gaza bukanlah kehancuran. Semua itu ada hikmah bagi orang-orang yang bertafakur.
  2. Apa yang diberikan-Nya adalah selalu apa yang kita butuhkan, walaupun mungkin bukan apa yang kita inginkan. Kita mungkin kehilangan banyak kesempatan , tetapi kita tak akan pernah kehilangan makna dan pelajaran.
  3. Waktu adalah kehidupan manusia. Jika digunakan untuk membaca maka akan bijaksana, jika untuk berfikir maka akan menjadi kekuatan, jika digunakan untuk berdoa maka akan menjadi keberkahan dan rahmat, jika digunakan untuk bekerja akan menjadi keberhasilan, dan jika digunakan untuk beramal menghantarkan menuju syurga.
  4. Apakah kamu  mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum nyata bagi Allah orang yang berjihad diantara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (Ali Imran : 142)
  5. Empat momen kebaikan terberat yaitu : memaafkan ketika marah, berderma ketika sulit, menjaga diri ketika sendiri, dan menyampaikan kebenarana kepada orang yang disegani.
  6. Ketika kerjamu tak dihargai, saat itu kau belajar tentang keikhlasan. Ketika usahamu dinilai tak penting, saat itu kau belajar ikhlas. Ketika hatimu terluka, saat itu kau belajar memaafkan.  Ketika kau merasa lelah atau kecewa, saat itu kau belajar arti kesungguhan. Ketika kau merasa sendiri dan sepi, saat itu kau belajar ketangguhan. Dan, cobaan bukan untuk melemahkan tetapi untuk menguatkan.
  7. Allah menjadikan iman untuk menumpas kemusyrikan, shalat untuk melepas kesombongan, shaum untuk menguatkan keikhlasan, dan zakat untuk menyucikan jiwa dan memperluas rezeki.
  8. Orang yang kuat bukanlah orang yang memenangi pertandingan gulat, tetapi orang yang memenangi pergulatan dengan hawa nafsu.
  9. Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan, bukan untuk su’udzon atau menjatuhkan. Aku rindu zaman ketika memberi tausyiah bukan untuk ria atau mendekati virus merah jambu. Aku rindu zaman ketika rapat bermuatan kebaikan bukan ajang unjuk kemampuan.
  10. Sahabat bukan seperti Baygon yang tahan selama 12 jam, bukan Pepsodent yang tahan selama 24 jam, bukan pula Molto yang wanginya tahan selama satu minggu, tetapi sahabat seperti Rexona yang setia setiap saat.
  11. Siapa yang berjalan untuk melapapangkan saudaranya sesama muslim yang sedang membutuhkan uluran bantuan, lalu dia membantunya. Maka Allah akan memperteguh kakinya yang akan tergelincir (hari kiamat) (HR Tabrani)
  12. Ya Allah kemudahan selain yang Engkau jadikan mudah dan Engkau dapat menjadikan kesulitan menjadi mudah jika Engkau menghendaki.
  13. Ujian memang menjadi bagian dari sebuah kehidupan, menjadi proses kehidupan, dengan ujian kapasitas diri akan terukur agar menjadi evaluasi dan perbaikan.
  14. Layang-layang dimainkan dengan kepala tegak, bukan tertunduk. Begitupun kita dalam hidup, menjadi sikap percaya dan optimis membangun harapan dan keyakinan, bukan dengan keputus-asaan dan kesedihan.
  15. Lemahlah bagi yang merasa lemah. Mundurlah bagi yang tidak kuat bertahan. Silakan bagi yang ingin mengalami kefuturan. Sekirnya semua sepakat untuk meninggalkan kebaikan, maka aku tetap disini bersama Rabbku. Hingga semua kemenangan menjadi nyata atau syahid di jalan-Nya.
  16. Sesuatu yang ridak sehat bukannya harus di’sehat’kan. Terkadang kita percaya penuh kepada dokter yang sehat-sehat saja. Padahal dokter tidak bisa mendeteksi ruhiyah kita.  Ayo duhaa..
  17. Sukses tidak diukur dari posisi yang berhasil ia capai, tetapi dari rintangan yang ia hadapi.  (Booker T, Washington)
  18. Anak itik makan pepaya, sambil berlari ia terjatuh. Terimalah salam cinta saya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Buah saga bijinya merah, bulat bentuknya mungil dan indah. Mari kita bersatu jangan menyerah, kita berpadu satukan langkah.
  19. Belajar dari sebuah filosofi penyesalan. Ibarat ketika mendaki gunung, jika kita hanya sedikit membawa air. Kemudian kita kehabisan hinga kita menyesalkan bekal kita. Padahal kalo kita membawa banyak air, kita terlalu berat untu hanya membawa air saja. Oleh karean itu, kita berusaha membawa air secukupnya.  Saat ini kita tidak tahu apakah sudah cukup amal yang akan kita bawa nanti di akhirat, jangan sampai ada penyesalam karena merasa cukup amal. Padahal bdgitu banyak amal yang sudah di’fasilitasi’ oleh Allah.
  20. Ternyata sifat kita denga rasulullah itu cuma beda SEDIKIT saja.. jika rasululloh sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur, jika rasululloh sedikit marah,  kita sedikit-sedikit marah, Rasululloh sedikit berguarau, kita sedikit-sedikit berguaru. Jika rasululloh sedikit-sedikit beramal, kita sedikit amalan, jika Rasululloh sedikit-sedikit berkorban untuk islam, kita sedikit pengorbanan.. kapan kita akan mengejar perbedaan yang “sedikit” ini?
  21. Aku yakin Allah menciptakan ujian dan membuat seseorang menangis untuk melembutkan hati dan dekat kepada-Nya.  Tapi jarang yang bersyukur ketikaAllah menunjukkan cintanya dengan ujian.
  22. Hikmah adalah harta orang muslim yang hilang, dimanapun ia menemukan maka ia paling berhak terhadapnya (HR  Ibnu Majah)
  23. Lenyapanya ilmu karena lupa, tersia-sianya ilmu karena yang membicarkan bukan ahlinya.
  24. Rasulullah SAW : Dimanakah akan aku letakkan mukaku di pengadilan Allah kelak Hari Kiamat, jika aku selaku pemimpin justru membuat berat dan beban oarng yang aku pimpin.
  25. Citar diri manusia bukan pada saat berhadapan banyak orang atau identitasnya larut dalam kebanggaan,atau saat keheningan terkalahkan oleh pujian atau saat kata-kata menyeru dengan lantang dan membuat kagum banyak orang. Citra diri manusia adalah saat ia berdiri di hadapan RabNya, saat ia sendiri di kamar-kamar kesunyian.
  26. Apa yang diberikanNya adalah apa ayng kita butuhkan walau mungkin bukan apa yang kita inginkan. Mungkin kita kehilangan kesempatan, tetapi kita tidak akan kehialngan semangat, makna, dan hikmah.
  27. Kalo kita merenung
  28. Mungkin kita sering bertanya : :”Kenapa aku diuji ?” jawabnya : Al-Anlabut 2-3
  29. “Kenapa aku tidak mendapati yang kuinginkan?” jawabnya : Al baqoroh 216
  30. “Kenapa ujian yang kuhadapi seberat ini?” jawabnya : Al-baqoroh 286
  31. “Trus juga sedih sekali?” jawabnya : Ali Imron 139
  32. “Bagaimana aku menjalani ini ?” jawabnya  : Ali Imron 200, Albaqoroh 45
  33. Jadi, pada siapa aku harus berharap? Jawabnya At-taubah 129
  34. Lalu apa yang aku dapatkan semua ini ? jawabnya At-taubah 111
  35. Ternyata begitu jelas peringatan dan janji Allah SWT, agar kembali ikhlas jiwa dan terobati.
  36. Ini adalah layanan ukhuwah call me.  Pelanggan dengan no 085715491669  meminta anda tersenyum ceria, mengisi hari penuh semangat dan penuh keikhlasan.
  37. Jangan bangga dengan baju kita, karena pakaian yang trekahir kita pakia adalah kain kafan. Jangan bangga dengan mobil kita, karena kendaraan nyang kita pakai terkahir adalah keranda. Jangan bangga dengan tempat tidur yang akan kita pakai karena yang kita tempati terakhir adalh tanah. Jangan bangga dengan rumah yang kita tempati, karena hunian terakhir kita kuburan. Jangan bangga dengan jabatan kita, karena yang terkahir jabatan kita adalah almarhum.
  38. Jalan ini jalan panjang, sehingga sabarlah yang membuat kita bertahan. Karean Sayyidina Ali berkata : “ lelahkan dirimu dengan amaliahmu, karena istirahatanya seorang mukmin ketika kakinya melangkah kaki ke surge”
  39. Sahabat, semoga Allah selalu member pelangi di setiap hujan, senyum dalam tiap air mata, jawaban atas setiap masalah, kekuatan ats kelamahan.
  40. Ketika wajah penat memikirkan dunia, maka berwudhulah. Ketika tangan letih mencapai cita, maka bertakbirlah. Ketika pundak lelah menanggung beban, maka bersujudlah.. karena Allah aka nada selalu mendekapmu erat melebihi dekatnya urat nadi.
  41. “.. boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu, boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tak layak bagimu. Allah maha mengetahui apa yang kamu tidak ketahui..”
  42. Tak sedikit orang yang beramal,kemudian sombong karena amalannya. Ada pula yang sombong karena amal shalihnya. Ada pula yang sombong karena ilmunya. Tetapi tidak ada yang sombong karena ikhlasnya.
  43. Setiap kali pagi datang, hal pertama yang kita pancangkan adalah deklarasi kebaikan. Bahwa hari ini harus lebih baik daripada kemarin. Bangun, Bergegas, dan Bersegeralah melakukan amal kebaikan.
  44. Hidup adalah fase waktu yang penuh warna dan ragam ujian. Banyak orang yang tangguh dan kokoh di waktu tertentu, tetapi tumbang dan terjatuh dilain waktu. Tak sedikit orang yang tampil sebagai sosok pribadi yang komit, dan berpegang pada nilai agama kuat, tetapi kemudian tersungkur pada jurang kesalahan. Karenanya perlu kesabaran yang berlipat-lipat.
  45. Ya robb, ajari kami bagaimana member sebelum menuntut, berfikir sebelum bertindak, santun dalam berbicara, tenang kala gundah, diam ketika emosi melanda, selalu bersahaja diatas kebenaran, bersabar dalam ujian, Dan jadikanlah hati kami sesejuk embun di pagi hari, sejernih air mata Ainul Mardiah dan sehening malam indah sujud qiyamul lail, -Tersemat do’aku untukmu sahabat-
  46. Pada lautan air mata kita belajar pada kepedihan yang mendidik tuk bertahan sperti akar.. Bersemi pada keteguhan yang mekar bersama gema Allahu Akbar! Begitulah sejaraha kita yang menuntut kita tuk bangkit kembali meniti tangga hidup walau berulang kali jatuh bangun dan kembali jatuh, berdiri dan optimislah karena kita adalah umat Rasul yang diajarkan untuk bersabar atas batu yang menghimpit..
  47. Jika Allah mencintai seorang umat maka Allah akan mengujinya. Jika ia ridho maka Allah akan mensucikannya. Wahai pejuang Allah, surge telah menanti. Jika kau rasakan beratnya kaki menapak dan letihnya bersabar. Itulah indikasi jawaban dari pertanyaan mengapa perjuangan dakwah dan puasa itu pahit. Karena sesungguhnya surga itu manis.
  48. Barang siapa senantiasa beristigfar, maka Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari setiap kesulitan, jalan keluar dari setiap kesempitan (Al-Hadist).
  49. Rasulullah bersabda : orang yang mulia diantara kalian adalah yang selalu memaafkan dan tidak dendam.
  50. Sahabat itu, tak akan tertawa saat yang lain berduka, tak akan berjalan saat yang lain berlari,  tak akan terlelap saat yang lain terjaga. Dialah orang yang siap ada saat kau butuh.
  51. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih saying.” (QS. Maryam :96)
  52. Setiap muslim bias memilih. Sejauh mana ia perankan kualitas ber-Islam-nya. Pilihan itu ibarat anak tangga, maka ada yang merasa puas di tangga bawah, ada pula yang tak puas dan terus menaiki tangga keIslaman. Dengan dorongan jiwa yang besar, tak ada kata istirahat untuk orang seperti itu.  Mereka sadar, militansi adalah harga mati untuk surge yang mahal.
  53. “Jika perjalanan begitu panjang. Sedang pertolongan Allah belum juga datang, Maka ujian dan fitnah akan lebih keras dan lebih liat. Cobaan akan lebih ganas dan lebih berat. Tidak ada yang tegar kecuali mereka yang dilindungi Allah. Merekalah orang yang menancapkan iman dalam jiwa. Yang bisa menjaga amanah besar : Amanah langit untuk dijalankan di bumi. Amanah Allah setiap mata hati manusia.” (Sayyid Quthub)
  54. Apa yang telah terjadi dapat merubah manusia, tapi manusia tidak dapat menulis apa yang terjadi. Maka lakukan hal yang baik dengan cara yang terbaik.
  55. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
  56. Semangat takkan hilang karena kecewa, semangat tak hilang karena rintangan yang menghadang, semangat tak hilang karena tidak adanya apresiasi manusia. Semangat selalu ada karena Allah selalu melihat amal-amal kita.
  57. UAS adalah bagian perjuangan Ilmu, jika perjuangan di jalan Allah adalah kewajiaban bagi setiap muslim, maka mempersiapkan perjuangan itu sendiri adalah wajib.  Selamat mempersiapkan UAS.
  58. Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses adalah milik Anda, milik saya, milik siapa saja yang meyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.. (Andrie Wongso)

Wednesday, December 22, 2010

Kepemimpinan dan Pemberdayaan Masyarakat Hutan (1)



Setiap pemimpin dihadapkan pada sejumlah tantangan. Masalah yang dihadapi pemimpin tidak terbatas pada waktu tempat tertentu dan situasi yang sama. Sebelum pengambilan keputusan bersama masayrakat  pemipin  melihat  hakikat masalah yang ada didukung kuat dengan fakta-fakta yang ada serta relevan. Pemimpin tidak mengandalkan satu solusi, tapi mempunyai beberapa alternatif solusi yang konkret. Terkadang apa yang ada dalam teori belum tentu sama bagi sutau kondisi yang lain. Fokus pada hasil yang capai. Dengan proses yang benar akan mencapai hasil yang benar pula.
Kondisi kedewasaan dalam mentukan putusan sangat berkaitan. Kontroversi dalam keputusan kerap kali muncul. Baik internal maupun eksternal. Manajemen yang sehat dalam  jiwa pemipin menjadi faktor yang cukup penting dimilki.
Tahap istimewa dalam kepemimpinan dalam perwujudan masyarakat yang ada melalui kerjasama. Seorang pemimpin tidak akan mamu bertahan lama dalam arus perubahan. Perubahan yang terus memutar butuh energi besar. Turbulence yang ada sedikit-sedikit mampu mengikis idealisme seandainya sulit bekerja sama. Namun, untuk membentuk kerja sama dalam masyarakat butuh kepercayaan dan respect dari masyarakat.    
Saat ini perkembangan desa yang memiliki hutan sangat potensial. Desa dengan kuantitas hutan yang besar dan kualits yang tidak kalah saing, belum terpasarkan dengan baik. Hasil kayu petani yang seharusnya mendapat nilai tambah yang lebih belum mendapat apresiasi dari pasar. Hasil yang ada baru sebatas bahan mentah yng kemudian dijual lewat pedagang perantara.
Hal ini jelas membutuhkan penanganan. Permasalah ini diakibatkan bargaining position dari petani yang belum tinggi. Untuk itu perlu semacam kelompok tani atau wadah yang memberikan solusi itu semua. Dengan demikian butuh pemberdayaan yang bukan bersifat give, tetapi partisipastif pengelolaan hasil hutan. Namun, saat ini belum ada yang mampu menyelaraskan perjuangan.
Sejatinya sosok pemimpin yang mampu hidup dan membangun titik temu dalam  kebersaman. di tengah masyarakat hutan. Pemikiran yang luas tentang peranan hutan tidak hanya pada skala mikro tetapi makro dan isu-isu internasional. Selain itu, bagaimana memadukan pemberdayaan hutan yang lestari dengan membangun perekonomian desa.
Pergerakan yang ada dalam dalam pemimpin lokal yang berpikiran global ibarat piramida terbalik. Energi yang kuat dimulai pemimpin mampu menghidupkan dengan modal yang tinngi dari IQ, SQ dan, EQ. Pemimpin lokal mampu menjawab tantangan global yang deras, tetapi disisi lain upaya tindakan yang nyata melalui aski local pembrdayaan masyarakat sekita hutan.
Kesadaran masyarkat mampu digerakkan oleh pemimpin lokal yang berpikiran global. Sekarang, di beberapa tempat masyarkay cenderung apatis terhadap masalah kehutanan. Bagaimana mungkin kebijakan yang ada dalam konsep manajemen kolaboratif mampu diaplikasikan? Faktor masyarakat menjadi komponen yang utama. Kalau dilihat dari sudut pandang besar maka akan tampak Work In silence. Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola kehutanan berdampak peningkatan ekonomi. Peran tidak langsung berupaya meningkatkan motivasi dalam usaha pemamfaatan hasil hutan baik kayu maupun non kayu sesuai asas pelestarian hasil. 

Kelapangan nikmat..


            Teringat sebuah cerita lama.. Entah, lupa darimana sumber cerita ini. Suatu hari hiduplah segelintir kera-kera yang tinggal di pohon. Mereka menghuni pohon-pohon yang masih kecil dan belum berbuah. Hari demi hari kera-kera hidup di pohon kecil melakukan aktivitas di sekitar homerange tersebut. Pagi, mengambil buah-buah yang ada di kawasan lain, dan sore hari menyimpan makanan untuk diberikan ke anak-anaknya. Kera-kera ini bekerja keras terhadap kehidupan anak-anaknya. Makanan-makanan tersedia dengan baik untuk perkembangan dan pertumbuhan anak-anaknya. Aktivitas kera-kera ini juga membawa dampak positif bagi pohon-pohon sekitar.
            Singkat cerita, kera-kera ini semakin besar begitu juga pohon yang berada di kawasan ini. Pohon yang tinggi dan besar dan berbuah banyak. Aktivitas kera-kera ini pun berada pada cabang-cabang pohon-pohon yang tinggi dan besar. Jelas memberi manfaat dan kemudahan bagi kera-kera ini. Kehidupan ini terkadang memberi celaka bagi sebagian kera-kera yang hidup dalam lingkungan pohon tersebut. Sebagian kera-kera yang berada di ketinggian senang dan merasa nyaman dengan kondisi yang sejuk dan nyaman, sehingga sebagian kera-kera tersebut jatuh. Kera-kera tersebut menikmati buah-buahan hingga kenyang, dihembus angin sepoi-sepoi. Kelapangan yang dinikmati oleh sebagian besar kera-kera tersebut tidak dapat termanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan tantangan yang lebih besar lagi. Ujian yang berupa kenikmatan yang Allah berikan bisa jadi penguji seseorang untuk senantiasa ingat kepada pemberi nikmat. Kelapangan dalam waktu, kelapangan daam berbuat kebaikan di kelas, kelembagaan, dan sebagainya. Yang kedua, barang kali kemudahan yang kita nikmati merupakan hasil perjuangan orang-orang terdahulu sebelum kita. Kemudahan yang telah dibuka orang-orang terdahulu diraih dengan susah payah, jangan sampai di tangan kita menjadi rusak. Yang ketiga, bukan berarti kondisi kelapangan yang kita hadapi dalam berbuat kebaikan menunjukkan kondisi sukses yang final. Justru ada tantangan lain. Karena setiap masa atau generasi mendapat ujian dan masalahnya sendiri.

Tuesday, December 21, 2010

Sekilas Kondisi Lahan Gambut di indonesia

Indonesia memiliki potensi lahan gambut yang besar. Lahan gambut di Indonesia sebesar 27,06 juta hektar atau setara 12% total luas daratannya. Indonesia memiliki 83% lahan gambut dari seluruh Asia Tenggara. Bahkan, dari data statistik Tabel 1, luas lahan gambut di negara-negara di dunia, Indonesia menempai urutan nomor empat sebesar 17 juta hektar setelah Kanada, Uni Soviet, dan Amerika Serikat (Euroconsult 1984 dalam Noor 2001). Lahan gambut juga memiliki keuntungan yang bermanfaat bagi penyangga lingkungan, penghasil kayu, flora dan fauna serta penyerap karbon(Noor, 2001).
Namun, pemamfaatannya belum optimal. Hasil penelitian Bappenas-ADB menunjukkan bahwa pada tahun 1997, tidak kurang dari 2 juta hektar lahan gambut yang terbakar. Peristiwa kebakaran ini terjadi di tiap tahunnya. Hal serupa ditemukan pada penelitan CCFPI WI-IP terhadap lahan gambut Sumatera yang menunjukkan bahwa selama kurun waktu 12 tahun (1990 – 2002) telah terjadi pengurangan ketebalan (volume) gambut di pulau Sumatera yang setara dengan 3,47 milyar ton karbon (Wahyunto et.al , 2003).


Pembukaan lahan gambut untuk pertanian menimbulkan degradasi lingkungan. Eksploitasi lahan gambut dapat menimbulkan kekeringan pada lahan gambut. Kekeringan ini tidak akan kembali lagi pada awal mulanya. Seandainya dilakukan pembasahan kembali pada lahan gambut dapat menimbulkan tingkat kepekaan erosi yang tinggi. Selain itu, terjadi pengambangan dan penumpukan debu gambut di permukaan. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya proses fotosintesis pada tanaman alga dan tanaman air lainnya. Selain itu juga, penumpukan ini menimbulkan ancaman bagi ikan kecil dan telur ikan (Noor, 2001).
Penyebab kerusakan lahan gambut paling besar terjadi pada pembukaan lahan dan kebakaran lahan. Dengan adanya reklamasi lahan gambut terdekomposisi lebih cepat daripada akumulasinya. Adanya gejala pengeringan yang tak balik dan penyusutan mampu menimbulkan lahan gambut yang kering. Kondisi ini yang menjadikan lahan gambut mudah terbakar. Lahan gambut yang sudah tebakar menimbulkan tingkat kemasaman yang tinggi. Kualitas tanah seperti ini yang meyebabkan lahan tidur. Lahan tidur ini menjadi tempat tumbuh bagi purun( Eleocharis dulcis). Dalam menjaga kualitas lahan perlu dilakukan upaya dan penangan yang khusus. Penanganan terhadap kebakaran kecil di lahan gambut menyebabkan perubahan teknologi budidaya dan kenaikan biaya usaha tani (Barchia, 2006)
Oleh karena itu, pemanfaatan lahan gambut yang tidak berorientasi prinsip lingkungan dan alam menimbulkan gejaladan ancaman ekologis. Perlu penerapan konsep pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan menempatkan aspek ekonomi tanpa menimbulkan kerugian apek ekologis dan sosial.

Friday, June 11, 2010

Antara Partisipasi dan Kebijakan Kehutanan


        Saat ini pemerintah telah berperan dalam pengembangan kebijakan yang menerapkan prinsip manajemen kolaboratif.  Prinsip yang dijalankan merupakan perwujudan pengembangan yang terjadi dalam pengelolaan masalah kehutanan. Masing-masing komponen baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta memiliki peran dan kewenangan dalam penyelenggaran menuju Pelestarian Hasil Berkelanjutan.  Peran pemerintah tidak sepenuhnya mutlak. Ada sumbangsih dari masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan dan pengawasan, hingga implementasinya.
Wajar jika dalam penerapan ini perlu adanya pengawasan dari masyarakat atau pihak lain yang terkait pelaksanaan kebijakan. Hal ini dikarenakan peraturan yang telah dibuat belum sepenuhnya berhasil.  Masalah illegal logging yang terjadi bahkan hingga saat ini belum ada penyelesaian yang tepat. Berbagai wacana telah digulirkan untuk menyelesaikannnya. Pemerintah berulang kali berulang kali membuat peraturan, walaupun masih bias menjalankan kebijakan kehutanan.
Landasan dasar melibatkan pilar-pilar kebijakan kehutanan yaitu sumber daya hutan, masyarakat, dan pemerintah. Masing-masing pilar berkoordinasi akan membentuk Sistem Ekonomi Politik Kehutanan. Koordinasi dari ketiga pilar tersebut belum cukup kuat. Jadi, dapat dikatakan bahwa dalam penyelesaian masalah kehutanan belum mencapai klimaks.
Permasalahan kehutanan semakin menglobal. Isu kehutanan semakin luas. Penyeleasaian masih biasa saja. Perbaikan menuju kualitas lingkungan hidup yang lebih baik menjadi harapan brersama. Perlu penjembatan yang mampu melakukan transformaatif kebijakan. Pemimpin lokal mampu menjadi penyelaras kebijakan kehutanan yang implementtaif. Bukan hanya pemimpin lokal yang implementatif saja, tetapi berpikiran global. Ini menjadi faktor pendukung yang mampu menjadi sumber yang kuat untuk masyarakat.
Pemikiran yang luas menjadi suatu hal pasti dimiliki. Ini merupakan kompetensi yang menonjol. Dalam dunia kehutanan hutan merupakan salah satu sumber daya kompleks. Hutan saling terkait satu dengan yang lain. Pengaruh manusia turut memberikan dampak yang besar pada sumber daya ini. Terlepas apakah itu positif atau negatif yang menjadi dorongan besar bahwa manusia sangat mendominnasi. Dominasi ini justru yang harus diperlakukan seadil-adilnya. Dalam artian bahwa manusia bertindak sesuai kearifan lokal. Mereka bertindak dalam upaya budaya-budaya yang melahirkan tradisi yang kental dengan alam. Ditambah lagi teknologi yang dapat mempermudah pelaksanaan yang lebih efektif. Kearifan lokal bukan tidak mau bersentuh dengan teknologi. Namun, dengan teknologi mampu ramah lingkungan. Kita tidak bisa mampu menolak arus perubahan teknologi. Ini menjadi salah satu kekuatan yang mendorong lebih baik.
Selanjutnnya, perhatian menuju pengelolaan hutan yang lebih baik adalah lahan  non hutan. Mengapa ini memberi pengaruh yang nyata? Tidak lain inilah yang menjadi isu yang sering tarik ulur antara satu dengan yang lain. Tarik ulur lahan hutan dengan penggunaan lahan lain menjadi hal yang sudah lama terjadi. Untuk itu butuh pemimpin lokal dalam kebutuhan ini. Analisa lahan yang berguna dan menerapkan win-win solution hingga sekarang sulit terealisasi. Agroforestry menjadi salah satu solusi yang perlu penanganan khusus. 
Hariadi Hariadi Kartodihardjo, staf pengajar pada Fakultas Kehutanan dan Program Pascasarja, IPB mengatakan dalam tulisannya bahwa kekaayaan hutan alam telah dikuras bertahu-tahun lebih menjadi ajang permainan politik-ekonomi yang tak terlihat bagi orang awam. Tidak lain, karena masih dibawah permukaan. Justru secara nyata peran kehutanan juga belum mendapat perhatian. Selama periode 1977-1998 hanya sekitar 2.5%.  Untuk itu perlu implementasi kebijakan yang mengandung bagian hal yang selalu di evaluasi dan digembor-grmborkan. Landasan yang tepat dalam mengatasi hal tesebut bagaimana menangani kebutuhan masyaraka secara ekonomi dengan memadukan kepentingan lingkungan, sehingga tercipta partisipasi aktif dari masyarakat sekitar hutan.

Refleksi Kejayaan Swasembada Beras

     Pangan menjadi kebutuhan bagi manusia. Kebutuhan pangan menajdi kebutuhan yang sangat strategis. Apalagi saat ini, pertumbuhan penduduk yang semakin besar juga harus diimbangi dengan ketersediaan pangan. Dalam teorinya, Robert Malthus mengemukakan bahwa pertumbuhan penduduk secara deret ukur dan pertumbuhan pangan menurut deret hitung. Artinya, pertumbuhan penduduk jauh lebih besar dari pada pertamban produktivitas pangan. Bahkan bagi mereka yang sependapat dengan teori tersebut sutu saat akan terjadi kelaparan tingkat tinggi. Terlepas dari hal yang masih menjadi diperdebatkan yang terpenting menjadi pemikiran bersama agar kebutuhan pangan bagi penduduk Indonesia terpenuhi dari produksi dalam negeri. Salah satu pangan yang penting yaitu beras. Beras tidak hanya menjadi komoditas strategis, tapi komoditas politis dan ekonomis. Beras kerap kali digunakan dalam pengambilan kebijakan dalam penetapan angka inflasi, penentuan ukuran kemiskinan.
      Beras memang menajdi sesuatu yang sangat penting. Bagi orang barat, mungkin sukar menegerti mengapa beras menajdi sangat pokok. Warga negara Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara yang baik nasi menajdi makanan yang pokok. Tiada sempurna kebutuhan makan tanpa makan nasi. Dapat dibayangkan seandainya suatu negara terbelenggu oleh kebutuhan beras? Sungguh ketergantungan ini membuat keberhasilan pemerintah semakin menurun.
     Keberhasilan yang terjadi pada tahun 1984 merupakan keberhasilan yang diraih karena kerja keras semua pihak. Ketersedian beras dalam negeri yang cukup disertai cadangan beras yang ada menjadi indicator dalam pencapaian swasembada beras tersebut. Salah satu komponen yang terkait dengan peningkatan swasembada beras adalah peran BULOG.Pemerintahan Soeharto tetap didasarkan atas pertanian rakyat, perekebunan yang berorientasi pada ekspor. Perkembangan iptek telah memajukan industri pertanian di Indonesia. Akan tetapi, hanya sebagian kecil dari rakyat Indonesia yang bekerja didalamnya.
    Permasalahan yang timbul dalam mencapai swasembada beras adalah permasalahan lahan garapan. Menurut Prof Donald Wilson, presiden keenam dari Pittsburg State University dalam bukunya yang berjudul Dari Era Pergolakan Menuju Swasembada mengatakan bahwa lahan garapan petani Indonesia sebagian besar luasnya hanya 2 hektar atau kurang, dan hanya sebagia kecil yang luasnya lebih dari 2 hektar. Justru ketika kita bandingkan dengan pertanian di Amerika jauh lebih luas dan memperkerjakan tenaga kerja cukup banyak.
    Pada awal repelita I (1968/69-1973/74) pemerintahan telah memberikan tekanan pada peningkatan produksi pertanian dengan target sebesar 47% dan beberapa target lain seperti peningkatan investasi pemerintah, program Keluarga Berencana. Sebagaian besar dari beberapa target telah tercapai. Namun, pada sector pertanian terpenuhi sebesar 25 %. Mulailah pada krisis beras yang yang terjadai pada tahun 1971. Tahun 1984 Soeharto telah menetapakan kebijakan yaitu Kebijakan yang ditempuh kemudian adalah menitikberatkan kepada usaha intensifikasi, dengan menaikkan produksi terutama produktivitas padi pada areal yang telah ada. Peningkatan produksi dilakukan dengan intensifikais masal dan bimbingan masal.
Pemerintah pun menecetak tenaga-tenaga penyuluh pertanian. Selanjutnya, tenaga kerja ini pun diberdayakan dalam Bimbingan Massal. Selain itu, kemudahan mendapatkan bibit unggul dari koperasi-koperasi. Koperasi pun menyediakan pupuk-pupuk kimia serta insektisida. Walaupun sekarang penggunaan bahan-bahan kimia semakin dikurangi dalam upaya pencegahan ikut berputarnya bahan kimia asing dalam bahan makanan.
    Pada masa pemerintahan Soeharto mengawali tumpuan pada sektor agraria. Selain itu mengeluarkan kebijakan yang bertumpu pada revolusi pangan. Bibit unggul pun diberikan, sehingga berdampak pada hasil panen padi. Sebelumnya petani panen padi hanya satu kali setahun, maka setelah adanya peniongkatan menajdi tiga kali panen. Momen bersejarah itu telah membalikkan image Indonesia sebagai pengimpor beras menjadi Negara yang mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri. Tercatat pada Departemen Pertanian pada tahun 1969 menghasilkan 12.2 juta ton, tetapi tahun 1984 menghasilkan beras sebesar 25.8 juta ton. Bahkan sebagai wujud rasa syukur, pemerintahan Soeharto memberikan bantuan sebesar 100.000 ton kepada negara yang membutuhkan bantuan pangan, khususnya negara-negara di Afrika.

Monday, April 19, 2010

Aksi-Aksi Kecil Lingkungan

Gemah ripah loh jinawi. Kekayaan indonesia terdiri dari sumber daya alam yang melimpah. Bentang alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Garis pantai yang luas dan bahan tambang yang melimpah serta keanekaragaman flora dan fauna. Semua itu menjadikan lingkungan menjadi asri dan nyaman. Bahkan, beberapa pulau daerah timur Indonesia tetap menjadi pemandangan alami yang menakjubkan. Namun, kondisi ini semakin menurun baik dari segi kualitas dan kuantitas. Ekosistem hutan mengalami konversi lahan pertanian. Sementara, ekosistem pertanian dirubah menjadi lahan pemukiman, industri, dan bangunan permanen lainnya tanpa analisis lingkungan.
Selain itu kita mengahadapi isu internasional yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim yang merupakan isu utama saat ini, yang telah mendapat perhatian dari setiap negara, perusahaan dan masyarakat. Semua pihak sudah merasakan dampak dari gas emisi rumah kaca dan pemanasan global. Hal ini sudah menjadi langkah dan strategi konkret untuk menyelamatkan bumi. Berbagai cara dapat dilakukan melalui efisiensi energi, energi alternatif, konservasi hutan dan konsumsi ramah lingkungan. Berbagai sosialisasi telah berupaya dilakukan untuk perubahan mindset manfaat ekologis. Semua ide-ide besar sulit terlaksana tanpa adanya perubahan tingkat paling kecil, diri sendiri. Semua solusi harus dimulai dari diri sendiri, karena kekuatan bangsa merupakan hasil akumulasi dari individu-individu.
Program-program pemerintah, LSM, dan perusahaan-perusahaan merupakan sebagai perwujudan meningkatkan kualitas aspek ekologis. Program-program tersebut menjadi output agar masyarakat ikut berkontribusi di dalamnya.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai goal peningkatan kualitas lingkungan. Satu hal yang sudah menjadi perilaku melalui kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah pada tempatnya bukanlah hal yang sulit. Ketika tidak ada tempat sampah, maka saya terbiasa untuk menggunakan kantong di tas ransel sebagai tempat sementara menampung sampah hingga menemukan tong sampah.
Hal lain yang perlu kita terapakan dalam asrama mahasiswa atau istilah umumnya kos-kosan dengan prinsip hemat energi. Hemat energi dapat kita lakukan dengan mematikan lampu yang tak berguna misal mematikan lampu kamar tidur yang kosong, lampu di kamar mandi, atau pun lampu dapur yang tidak digunakan. Hemat listrik lain yang penting misal hemat dalam penggunaan alat-alat elektronik.
Mahasiswa identik dengan buku, diktat fotocopi atau handout mata kuliah. Hal yang sudah saya terapkan satu semester ini melalui penggunaan kertas bekas sebagai catatan mata kuliah. Dengan memakai bagian belakang kertas yang masih bersih dan putih dapat dimanfaatkan sebagai bahan catatan. Ukuran kertas A4 saya bagi dua, dan menjadi catatan baik kuliah maupun praktikum. Tidak perlu malu untuk hal kecil yang terlihat sangat irit. Aksi kecil ini menjadi solusi konkret dalam mengatasi banyaknya kertas fotocopi yang menumpuk dan menghemat pengeluaran buku catatan. Saya rasa ini sangat bermanfaat untuk menulis catatan hasil-hasil rapat organisasi mahasiswa.
Satu hal yang menarik di Fakultas Kehutanan sudah menerapkan penggunaan laporan-laporan praktikum dari kertas bekas. Hampir sebagian besar mata kuliah telah menerapkan hal tersebut dan tidak menjadi masalah yang berat.
Kita melihat konsumsi mahasiswa cukup tinggi terutama makanan dan minuman. Konsumsi makanan dan minuman selalu menempatkan plastik sebagai kantong makanan atau minuman tersebut. Bayangkan ketika setiap hari satu mahasiswa menggunakan dan membuang plastik berkisar 4-7 kantong plastik. Jika kita akumulasikan satu kampus dengan jumlah mahasiswa sekitar 4000-5000. Berapa banyak sampah plastik yang ditampung selama satu minggu, bahkan satu bulan. Aksi kecil melalui penggunaan kantong/tas seperti tas ransel, tas jinjing dan lainnya yang berbahan non-plastik dan tidak sekali pakai menjadi solusi real. Ketika saya membeli barang kebutuhan sehari-hari di minimarket, warung atau waralaba, saya lebih memilih menolak kantong plastik dan menggunakan tas ransel. Walaupun, terkendala ketika membawa minuman yang mudah tumpah atau tidak ada tutup rapat.

Monday, February 8, 2010

Lisan


“Sesungguhnya lisan ini dapat membawaku kepada kehancuran” Abu Bakar Asshidiq

Lisan mampu membawa pada kehancuran. Entah disadari atau tidak keretakan hubungan dua pihak bermula dari lisan. Pembicaraan yang dilakukan dapat menimbulkan potensi konflik yang klimaks. Mulai dari lisan timbul benih-benih konflik.
Terkadang lisan mengikuti suasana hati. Bahkan kondisi in imampu merubah arah dan tujuan lisan. Alih-alih berbuat baik justru membawa dampak masalah pada diri sendiri atau orang lain. Satu lagi, kehalusan lisan bukan terletak pada asal suku atau daerah asal. Lisan terbentuk karena perilaku kita sendiri. Pembicaraan pada masing-masing suku hanya menggambarkan sekilas karakter berbicara. Selebihnya lisan tergantung kita yang mengontrolnya. Seorang Batak yang terbilang “keras” tetapi bagaimana lisan itu dilatarbelakangi tingkah laku individu itu sendiri. Apapun geografis kita yang terpenting pembicaraan kita selalu membawa mamfaat dan solutif.

Tuesday, January 12, 2010

I Corrupt All Corps


Korupsi, kejahatan luar biasa. Hongkong berada dalam kondisiyang seakan stabil, tapi telah mengalami kerusakan didalamnya. Kondisi ini terjadi karena korupsi telah berada pada level sistemik. Hampir semua institusi lekat dengan korupsi. Digambarkan, bahkan sebagai upaya mencegah kerusakan pada bangunan korupsi, kepolisian tidak segan untuk membungkam orang-orang yang tidak mau bekerja dalam sistem iblis ini. Orang-orang yang tidak bersalah dan dianggap sebagai lawan politik, sehingga menghalangi niat buruk ini diberikan hukuman pidana. Hukuman itu seakan dipaksakan. Selain itu, pihak yang tidak patuh pada “sistem” ini diteror dan dibunuh. Pembunuhan itu pun dibuat rekayasa yang baik.


Berawal dari keresahan untuk segera memberantas korupsi yang terjadi di Hongkong. Makin lama ini terjadi, maka kerugian Negara semakin besar. Bahkan, proses pelayanan publik berorientasi pada uang semata. Untuk itu, dibentulah ICAC (Independent Commision Against Corruption). Komisi yang dibentuk oleh pemerintahan Inggris pada tahun 1974. Namun, perjalanan ini tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Goncangan dan tekanan dari pihak yang tidak suka lembaga ini terus diluncurkan secara berjamaah. Sebagian besar anggota ICAC diteror dengan ancaman pembunuhan dan upaya membahayakan keluarga korban. Oleh seba itu, sebagian besar anggota ICAC mengundurkan diri.

Mulailah dengan inisiatif ICAC untuk merekrut beberapa orang dari pihak kepolisian. Setidaknya kepolisian memahami jelas peta korupsi. Sedikit demi sedikit kinerja lembaga ini mulai beranjak. Memulai dari penyidikan, penyelidikan, hinga penangkapan. Ketua ICAC menunjukkan idealisme bersama anggota-anggotanya untuk mulai membuka tabir korupsi. Kasus korupsi satu per satu mulai terbongkar dan diselesaikan. Sekitar 90% anggota kepolisian tertangkap pernah melakukan tindakan korupsi.

Dengan terbongkaranya kasus ini semakin berbuntut panjang. Anggota kepolisian yang terjerat korupsi sepakat membuat demonstrasi. Demonstrasi yang dilakukan diwarnai dengan perusakan sarana dan fasilitas kantor ICAC. Mereka menuntut ICAC segera dibubarkan. Dalam situasi yang semakin kacau Pemerintahan Inggris akhirnya membuat dua kebijakan. Harapannya kebijakan ini bisa mengamankan situasi tidak stabil. Kebijakan yang ditempuh berupa pembebasan bagi siapa saja anggota kepolisian yang korupsinya dibawah $ 50.000 dan korupsi yang dilakukan diatas tahun tertentu dibebaskan dari hukum pidana.

Pemutaran Film ini setidaknya telah memberikan inspirasi bagaimana pemeberantasan korupsi yang terjadi di Hongkong. Satu hal yang menarik, judul film ini ICAC yaitu I Corrupt All Corps. Sebuah gambaran bahwasanya korupsi yang terjadi di Hongkong sudah merambah pada semua institusi perusahaan.

Sebuah kondisi yang sama yang dihadapi Indonesia saat ini, November 2009. Korupsi sebagai extraordinary crime yang berada pada level yang sistemik. Hangat-hangatnya pembicaraan dan informasi luas tentang upaya kriminalisasi KPK. KPK hampir setipe dengan ICAC. Tapi akankah kejahatan korupsi yang mengjangkit di institusi peradilan dan lembaga pemerintahan bisa di tangani? Ataukah KPK bernasib hancur dilawan arus korupsi? Semua itu butuh dukungan semua elemen bangsa untuk Say No To Corruption.