Pages

Tuesday, November 3, 2009

Ini Hutanku?,tanyaku

Mengapa hutan itu penting?

Hutan mampu memberikan mamfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan ekosistem. Hutan sebagai sektor ekonomi masih memberikan keunggulan. Penghasil devisa terbesar kedua saat ini masih dipegang oleh sektor kehutanan. Kayu dan hasil turunannya menempati urutan kedua setelah minyak bumi dan gas alam. Menurut Gardner dan Engelman dalam kutipan buku Pengantar Ilmu Kehutanan, Endang Suhendang, hasil hutan terutama kayu, pulp dan kayu bakar menyumbang nilai diatas US $ 400 Milyar terhadap ekonomi dunia pada tahun 1990. Nilai ini lebih besar dari besarnya jumlah Produk Nasional Bruto untuk negara Arab dan Swiss. Selain itu, hutan mampu memainkan peranan penting dalam penyangga ekosistem kehidupan. Memelihara kesuburan tanah dan perlindungan air serta mengurangi bencana alam dan tanah longsor secara tidak langsung membantu keseimbangan alam yang dipengaruhi fungsi hutan. Hutan mampu menjadi keunggulan yang komparatif.

Sebenarnya hutan mempunyai potensi yang sangat besar, namun yang telah termamfaatkan sebesar 5-10%. Memang sungguh tidak logis, potensi yang telah diambil selama ini hanya berupa kayu log. Seandainya mereka mampu memperhatikan mamfaat yang lain sebenarnya hutan ini mampu dioptimalkan menjadi mamfaat ekonomi, social, dan budaya yang jauh lebih besar. Pemamfaatan ekosistem mampu menghasilkan flora dan fauna, jasa penyediaan, dan jasa sosial budaya. Dalam pemamfaatan jasa penyediaan sebagai sumber energi, obat-obatan air bersih, dan tanaman atau hewan hias. Mamfaat nir material yang diperoleh melalui jasa sosial budaya diperoleh melalui nilai-nilai warisan budaya, sistem pengetahuan, nilai pendidikan, dan nilai estetika. Saat ini pun dengan hutan mampu memberikan kekuatan diplomatik, carbon trading menajdi perbincangan yang mampu dimamfaatkan oleh bangsa Indonesia. Dengan posisi yang kuat yang ditunjang oleh hutan mampu menjadi posisi tawar yang berharga bagi negara-negara maju yang wilayahnya sebagian besar bergerak di bidang industri.

Hutanku, memang aku pikirkan.

Lantas mangapa Indonesia mengabaikan mamfaat hutan, sehingga grafik kehutanan justru mengalami penurunan. Sistem pengelolaan yang kurang sesuai dan tepat. Seperti halnya saat ini jabatan yang ada masih bersifat jabatan politik bukan lagi jabatan fungsional. Kehutanan masih bersifat interest based management bukan lagi knowledge based management. Orang yang bukan ahli kehutanan mendapat jabatan yang strategis. Memang jika kita melihat rimbawan masih kurang mampu memasuki ranah poltik. Jadi keadaan politik belum dipedulikan oleh orang-orang kehutanan. Kondisi inilah yang menjadikan kebijakan dalam penerapan tidak sesuai. Warisan-warisan budaya yang terjadi dengan istilah sing mbabat alas mengalami penyelewengan. Padahal sebelumnya istilah tersebut sebagai pionir atau perintis. Kita membutuhkan pendidikan yang mengatur peradaban manusia. Moral ikut menentukan kondisi hutan saat ini. Moral yang bersifat peduli perlu ditanamkan dalam mahasiswa yang cinta lingkungan dan kehutanan. Salam Lestari..