Pages

Monday, April 19, 2010

Aksi-Aksi Kecil Lingkungan

Gemah ripah loh jinawi. Kekayaan indonesia terdiri dari sumber daya alam yang melimpah. Bentang alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Garis pantai yang luas dan bahan tambang yang melimpah serta keanekaragaman flora dan fauna. Semua itu menjadikan lingkungan menjadi asri dan nyaman. Bahkan, beberapa pulau daerah timur Indonesia tetap menjadi pemandangan alami yang menakjubkan. Namun, kondisi ini semakin menurun baik dari segi kualitas dan kuantitas. Ekosistem hutan mengalami konversi lahan pertanian. Sementara, ekosistem pertanian dirubah menjadi lahan pemukiman, industri, dan bangunan permanen lainnya tanpa analisis lingkungan.
Selain itu kita mengahadapi isu internasional yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim yang merupakan isu utama saat ini, yang telah mendapat perhatian dari setiap negara, perusahaan dan masyarakat. Semua pihak sudah merasakan dampak dari gas emisi rumah kaca dan pemanasan global. Hal ini sudah menjadi langkah dan strategi konkret untuk menyelamatkan bumi. Berbagai cara dapat dilakukan melalui efisiensi energi, energi alternatif, konservasi hutan dan konsumsi ramah lingkungan. Berbagai sosialisasi telah berupaya dilakukan untuk perubahan mindset manfaat ekologis. Semua ide-ide besar sulit terlaksana tanpa adanya perubahan tingkat paling kecil, diri sendiri. Semua solusi harus dimulai dari diri sendiri, karena kekuatan bangsa merupakan hasil akumulasi dari individu-individu.
Program-program pemerintah, LSM, dan perusahaan-perusahaan merupakan sebagai perwujudan meningkatkan kualitas aspek ekologis. Program-program tersebut menjadi output agar masyarakat ikut berkontribusi di dalamnya.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai goal peningkatan kualitas lingkungan. Satu hal yang sudah menjadi perilaku melalui kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah pada tempatnya bukanlah hal yang sulit. Ketika tidak ada tempat sampah, maka saya terbiasa untuk menggunakan kantong di tas ransel sebagai tempat sementara menampung sampah hingga menemukan tong sampah.
Hal lain yang perlu kita terapakan dalam asrama mahasiswa atau istilah umumnya kos-kosan dengan prinsip hemat energi. Hemat energi dapat kita lakukan dengan mematikan lampu yang tak berguna misal mematikan lampu kamar tidur yang kosong, lampu di kamar mandi, atau pun lampu dapur yang tidak digunakan. Hemat listrik lain yang penting misal hemat dalam penggunaan alat-alat elektronik.
Mahasiswa identik dengan buku, diktat fotocopi atau handout mata kuliah. Hal yang sudah saya terapkan satu semester ini melalui penggunaan kertas bekas sebagai catatan mata kuliah. Dengan memakai bagian belakang kertas yang masih bersih dan putih dapat dimanfaatkan sebagai bahan catatan. Ukuran kertas A4 saya bagi dua, dan menjadi catatan baik kuliah maupun praktikum. Tidak perlu malu untuk hal kecil yang terlihat sangat irit. Aksi kecil ini menjadi solusi konkret dalam mengatasi banyaknya kertas fotocopi yang menumpuk dan menghemat pengeluaran buku catatan. Saya rasa ini sangat bermanfaat untuk menulis catatan hasil-hasil rapat organisasi mahasiswa.
Satu hal yang menarik di Fakultas Kehutanan sudah menerapkan penggunaan laporan-laporan praktikum dari kertas bekas. Hampir sebagian besar mata kuliah telah menerapkan hal tersebut dan tidak menjadi masalah yang berat.
Kita melihat konsumsi mahasiswa cukup tinggi terutama makanan dan minuman. Konsumsi makanan dan minuman selalu menempatkan plastik sebagai kantong makanan atau minuman tersebut. Bayangkan ketika setiap hari satu mahasiswa menggunakan dan membuang plastik berkisar 4-7 kantong plastik. Jika kita akumulasikan satu kampus dengan jumlah mahasiswa sekitar 4000-5000. Berapa banyak sampah plastik yang ditampung selama satu minggu, bahkan satu bulan. Aksi kecil melalui penggunaan kantong/tas seperti tas ransel, tas jinjing dan lainnya yang berbahan non-plastik dan tidak sekali pakai menjadi solusi real. Ketika saya membeli barang kebutuhan sehari-hari di minimarket, warung atau waralaba, saya lebih memilih menolak kantong plastik dan menggunakan tas ransel. Walaupun, terkendala ketika membawa minuman yang mudah tumpah atau tidak ada tutup rapat.