Antara Isu Lingkungan dan Kampus
Isu lingkungan hidup yang terjadi
akhir-akhir ini menjadi isu yang marak diperbincangkan. Permasalahan lingkungan
senantiasa menjadi agenda yang tidak bisa kunjung habis dibicarakan dalam waktu
yang singkat. Hal ini dikarenakan setiap aktivitas manusia baik secara individu
maupun kolektif yang tidak bertanggungjawab menimbulkan efek permasalahan
lingkungan. Misal, aktivitas manusia yang membuang sampah sembarangan selain
efek kotor, juga menimbulkan permasalahan tersumbat saluran air, bahkan
menimbulkan dampak pendangkalan sungai dan banjir. Permasalahan gaya hidup yang
mendukung lingkungan atau green
living saat ini juga menjadi
tren topik solusi atas permasalahan. Bagaimana gaya hidup kita yang “hijau”
memberikan kenyamanan dan keberlanjutan lingkungan. Mulai dengan tata letak,
furniture perabot, hingga denah rumah tinggal menjadi satu wacana yang terus
dikembangkan dan pola hidup penghuni rumah.
Kampus merupakan wadah yang tepat untuk
menyampaikan konsep-konsep atau gagasan perubahan yang bisa didiskusikan
secara terbuka. Selain itu, kampus awal sebuah bergeraknya ide-ide yang bisa
ditularkan ke masyarakat. Karena kampus terdiri dari orang-orang yang berpikir
ilmiah, rasional, dan open mind. Setiap kampus punya permasalahan lingkungan
pastinya. Setiap lembaga kemahasiswaan juga mempunyai program-program solusi
atas permasalahan lingkungan.
Jurnalisme Kini dan Ke depan
Jurnalisme merupakan salah satu bagian pilar
demokrasi yang memberikan akses informasi dan komunikasi. Jurnalisme juga
berperan sebagai media untuk menyampaikan dan mengawal isu-isu yang terjadi dan
berdampak kepada masyarakat. Kecanggihan teknologi sekarang mempercepat jarak
komunikasi dan keterbukaan informasi yang bisa bebas diakses. Sekarang ini
berita kejadian atau peristiwa bahkan bisa diupdate tiap detik seperti berita
di Detik.com, atau rapat pemerintah provinsi dapat disebarluaskan ke publik
melalui media sosial Youtube untuk transparansi. Tanpa media yang bisa
memberitakan kejadian atau peristiwa bahkan instruksi-instruksi pemerintahan
terasa terkungkum oleh dunia global. Fungsi inilah yang menjelaskan manfaat
dari jurnalistik.
Ketika mengingat kembali sejarah tentang
jurnalistik, maka tidak akan lepas bagaiamana perkembangan sejarah surat kabar
di Indonesia. Pada zaman kekuasaan Soeharto media surat kabar terus dibredel,
dan tidak ada kebebasan dalam menyampaikan informasi. Terlebih lagi dalam
meminta transparansi pemeritahan hingga mengkritik birokrasi pemerintahan.
Tempo tersebut sulit untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat dan
terbatas. Titik tolak perubahan pada saat dipimpin oleh BJ Habibie. Sejak
kepemimpinan beliau maka terjadi perubahan besar-besaran terhadap akses
keterbukaan informasi. Ini membawa pemerintahan yang transparan. Selain itu
untuk mencerdasakan masyarakat untuk melek teknologi dan melek informasi.
Satu bahan yang tak pernah habis dibuat dalam
diskusi, seminar, serta perbincangan lainnya adalah permasalahan lingkungan.
Ketika permasalahan-permasalahan lingkungan diangkat melalui ranah jurnalistik,
maka dikenal sebuah tema jurnalisme hijau (green journalism) yang
mengedepankan aspek-aspek lingkungan hidup sebagai sorotan utamanya. Tema ini
juga sering diangkat oleh anak-anak Universitas Indonesia. Pengangkatan isu
lingkungan ke media mampu meningkatkan kesadaran khalayak umum ataupun kalangan
media akan pentingnya permasalahan lingkungan sekitar dan membedah pelbagai
masalah lingkungan.
What we can do?
Salah satu jurnalistik yang menyampaikan pesan
melalui kegiatan fotografi. Memotret suatu objek tidak hanya sebatas kegiatan taking picture tetapi juga telling picture. Hasil foto yang diambil mampu
memberikan pesan yang dapat ditangkap panca indera sehingga menghasilkan satu
kesimpulan pesan yang ditangkap oleh penikmat fotografi.
Sekali lagi aktivitas ini akan menjadi satu
keterkaitan jika dengan media mengangkat ini. Sehingga jurnalisme itu menjadi
nyata, dan aplikatif untuk membawa satu aksi-aksi kecil, not just opinion. Agenda
seminar dan workshop lingkungan bisa jadi pembicaraan di group media sosial
dengan mengangkat tema terdekat dengan kampus. Keluaran tersebut menghasilkan
ide-ide atau pengalaman yang bisa diterapkan oleh mahasiswa. Atau lebih luas
lagi ketika forum diskusi dalam media sosial tersebut lintas kampus. Ketika
kita lihat citizen journalism di Metro TV adalah membawakan berita
atau aktivitas yang diangkat oleh masyarakat setempat. Hal ini juga bisa
diarahkan menjadi Green Journalism ketika basis topik ini lingkungan.
Gaya hidup mahasiswa bisa diangkat menjadi satu
tren topik dalam jurnalistik melalui media sosial. Pengangkatan isu ini ketika
diangkat dalam media akan menimbulkan problema yang dihadapi mahasiswa. Artinya
permasalahan gaya hidup mereka tidak membawa satu perubahan bagi perubahan
lingkungan. Dengan media memaparkan tips untuk permasalahan mahasiswa maka akan
menjadi pembicaraan menarik. Mengapa ini begitu menarik? Karena pembicaraan ini
menyangkut pola hidup, juga berkaitan ekonomi dan yang paling penting berkaitan
dengan obyek terdekat yaitu mahasiswa itu sendiri. Keseharian mahasiswa yang
beli makanan dan setiap beli makanan dengan bungkus plastik, lantas kemana
bungkus plastik itu. Bagaimana aktivitas penggunaan listrik di setiap rumah kost mahasiswa. Aktivitas mahasiswa ke
kampus dengan sarana yang ramah lingkungan misal sepeda atau jalan kaki menjadi
sesuatu yang sederhana tetapi menjadi menarik ketika diangkat dalam media
melalui penekanan dengan basis dasar penelitian ilmiah. Bagaimana kehidupan
mahasiswa yang hemat air. Bisa jadi semua itu terangkum dalam aktivitas
kolektif yang terintegrasi dalam gerakan baik di media maupun kenyataan.
Sekolah alam yang ramah lingkungan juga menjadi ide-ide yang bisa
berkembang dalam penggalakan melalui jurnalistik. Di awali proses yang
berkembang dalam proses pendidikan formal yang berjalan sekarang, hingga
sekolah alam yang berkembang dan di bawa menuju sekolah alam yang ramah
lingkungan. Mungkin banyak contoh ide-ide lain melalui agenda-agenda yang
dilakukan masyarakat dan diangkat oleh jurnalis ke media.